Kamis, 01 April 2010

master of ceremony atau pembawa acara

PENGANTAR
Setiap manusia diberi anugerah suara oleh Sang Pencipta terkecuali bagi mereka yang kurang beruntung mempunyai cacat bawaan sejak lahir ( bisu dan tuli ) tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan diri belajar menjadi Master of Ceremony atau Pembawa Acara. Seorang Master of Ceremony diibaratkan sebagai benang emas yang menghubungkan item yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah acara dan bisa disebut ‘link man’. Seorang MC yang baik bisa mengangkat acara yang dibawakannya sehingga warna dan kesan yang mendalam bagi audiens. Tentu saja untuk mencapai hal tersebut diperlukan persiapan yang matang. Profesionalisme seorang MC sangat diperlukan, PROFESIONALISME itu berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. Profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan / ketrampilan tertentu. Seorang MC terutama untuk acara – acara yang bersifat resmi atau formal harus dibekali pengetahuan tentang teknik perencanaa dan pelaksanaan kegiatan keprotokolan.

Pembawa acara adalah orang yang membawakan narasi atau informasi dalam suatu acara atau kegiatan, ataupun dalam acara televisi, radio dan film. Pembawa acara biasanya membaca naskah yang telah disiapkan sebelumnya, tapi sering juga mereka harus memberikan komentar atau informasi tanpa naskah.
Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis. Dalam kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya. Dialah yang disebut pembawa acara. Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi dan informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan (Wikipedia, 2008:1).
Menurut Wiyanto dan Astuti (2002:2) Pembawa Acara adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara (Wiyanto dan Astuti, 2002:2). Sebagai pembawa acara, dia haus bisa menarik perhatian hadirin untuk segera merasa terlibat dalam pertemuan itu. Kalau upaya ini gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak berkesan dan mengecewakan. Sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai dan mengasyiki hadirin, maka acara menjadi lancar dan menyenangkan. Dengan demikian kesuksesan sebuah acara berada di tangan pembawa acara.
Dalam menjalankan tugasnya, pembawa acara berbicara di depan khalayak umum. Berbicara di depan umum ini mudah-mudah susah. Dikatakan mudah karena setiap hari kita berbicara. Dikatakan susah karena tidak semua orang berani melakukannya karena dipengaruhi oleh rasa takut dan malu. Jika sudah berpengalaman kedua rasa tersebut akan hilang sehingga tidak menjadikan demam panggung dan acara pun berjalan lancar.
Konsep Dasar Protokol
Dalam protokol ada tiga ( 3 ) unsure yang penting yaitu :
1. TATA CARA
Mempunyai azas keseragaman, disebut kegiatan protokoler, yang pelaksanaannya berdasarkan peraturan, rumus-rumus aturan tertentu. Tujuannya agar tercipta citra yang positif dengan acara yang anggun, meriah dan sukses.
2. TATA KRAMA / ATAU SOPAN SANTUN
Menerapkan pengertian protocol sebagai unsure pelayanan. Hal ini disebut etika, dan dalam etika meliputi aturan – aturan tertentu ( akan saya bahas tersendiri dalam hal ‘etika’ ). Misalnya : bagaimana seorang protocol / MC memanggil seorang pejabat untuk menyambut ( gunakan istilah yang sopan )
3. TATA ATURAN
Pengaturan pelayanan dalam kegiatan resmi yang pelaksanannya sesuai ‘ preseance ‘ ( order of precedence ) Misalnya : sambutan yang dilakukan pejabat yang tertinggi jabatannya dilakukan paling akhir.
Pewara bisa diartikan " seorang yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan jalannya suatu acara sejak perencanaan sampai pelaksanaan dengan mengacu pada aturan-aturan yang berlaku" atau juga bisa diartikan sebagai " pengatur tertibnya acara dan menghantarkan acara dengan baik kepada audience", dengan demikian maka seorang pewara harus memiiki kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki bakat yang memadai
Untuk menjadi seorang pewara yang baik haruslah memilki bakat, hal ini mengacu pada teori bahwa sifat-sifat dan watak manusia yang menjadi pewara dipengaruhi oleh warisan biologis yang terdiri dari 3 macam ; behaviour, intelligence dan natural ability.Namun tidak berarti menutup kesempatan bagi yang tidak berbakat untuk menjadi seorang pewara.Karena menurut Thomas Alfa Adison bakat hanyalah 1 % dan 99 % adalah keringat, so usaha juga penting agar bisa mengembangkan bakat.
b. Percaya Diri
Profesi apapun yang ingin anda tekuni haruslah dilandasi dengan kepercayaan diri, apalagi sebagai seorang pewara.Agar mampu menguasai masa dan mempengaruhinya maka kepercayaan dirilah yang akan menolong.
c. Pandai beradaptasi
Pewara yang hebat adalah pewara yang mampu beradaptasi dengan lingkungan audience dan tidak merasa asing. Karena sikapnya yang asing justru akan merusak image pewara dihadapan audience.
d. Etika yang baik
Kepribadian yang baik dengan memperhatikan setiap tindak atau perilaku dan sopan santun mewarnai kehidupan dan aktifitas kita. Pancaran kepribadian yang baik dari sorang pewara akan menguntungkan dirinya sendiri karena menimbulkan rasa kagum, diterima keberadaannya dan dijadikan tauladan.
e. Kemampuan olah suara yang baik
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pewara untuk memiliki vocal/suara yang baik (suara mikrofonis atau berkarakter) adalah :
  • melatih vocal dengan tekhnik beragam
  • memiliki intonsi yang baik dengan membedakan intonasi datar, intonasi monoton dan
  • intonasi variatif dengan memperhatikan pengaturan tempo yang baik.
    artikulasi yang baik agar suara yang dikeluarkan terdengar mengandung arti bagi pendengar. Suara yang dikeluarkan mampu menjiwai isi atau makna dari kata atau kalimat yang diutarakan.
  • Penguasaan bahasa yang baik dan benar
Setiap pewara dituntut mampu mengucapkan setiap kata dan kalimat dari bahasa manapun dengan baik dan benar, hal ini bisa dicapai dengan banyak membaca, mendengarkan, memperhatikan dan mengucapkan. Bahasa yang digunakan oleh pewara adalah bahasa komunikatif, praktis dan efisien.
  • Memilki wawasan dan pengetahuan yang luas
Untuk memiliki pengetahuan yang luas, pewara haruslah memiliki dasar pendidikan yang khusus maupun yang umum, antara lain dengan mengikuti kursus, pelatihan, gemar membaca dan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.
  • Body language yang baik
Karena seorang pewara adalah sebagai pusat perhatian audience, maka sikap tubuh haruslah baik, di saat duduk, berdiri, menyampaikan acara dan berbicara, karena jika berlebihan khawatir pewara akan dijuluki pewara yang over acting
  • Kreatif dan penuh inisiatif serta mampu berfikir cepat dan tepat
Pewara harusah inisiatif dan kreatif, hal ini dibutuhkan agar seorang pewara tetap memperhatikan setiap perubahan yang terjadi dan tanggap akan segala kemungkinan yang terjadi di saat pewara melaksanakan tugasnya.
  • Sense of humor
Ketika acara berlangsung pewara dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi audience. Sikap riang yang memancar akan meluluhkan suasana yang kaku dan kurang bersahabat, oleh karena itu memiliki rasa humor adalah keharusan bagi seorang pewara, terlebih lagi di saat memandu acara hiburan, namum juga bukan berarti seorang pewara harus menjadi seorang pelawak karena humor yang berlebihan dan tidak pada tempatnya juga akan mengurangi kredibilitas pewara.
Jenis Acara
1. Acara Resmi
Acara yang diselenggarakan dengan berlandaskan peraturan-peraturan yang baku seperti:
- Upacara bendera
- Serah terima jabatan
- pengambilan sumpah dan pelantikan
- dll
2. Acara on official/pribadi/familiar yang lebih berkesan santai namun tetap membutuhkan persiapan yang matang untuk kelancaran setiap acara seperti :
- Acara pernikahan
- Acara seminar
- Acara pengajian dan arisan
- Acara hiburan
- dll
Rumus Nada
Demi mempermudah pewara dalam mengatur alih vocal dan nada suara sesuai dengan jenis acara, seorang pewara juga harus mengetahui rumus nada yang sudah dijadikan standar ideal dalam dunia pewara, rumus nada tersebut terangkum dala rumus nada
Do Re Mi Fa Sol
Nada Do Re…..untuk acara pengajian, pernikahan dan seminar
Nada Mi Fa…..untuk serah terima jabatan, pelantikan dan seminar
Nada Sol………untuk upacara bendera.
Nada Do Re Mi Fa Sol…….untuk acara hiburan
Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa acara harus memperhatikan faktor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi dan penalaran (Wiyanto dan Astuti, 2002:5).
1. Pelafalan
Pembawa acara harus mampu melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar tidak menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata "sodara" yang seharusnya dilafalkan saudara. Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian pendengar akan terganggu dan pelaksanaan acara pun ikut terganggu.
Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk itu gerakan alat-alat ucap terutama lidah, bibir dan gigi haus leluasa. Demikian pula dengan volume suara haus pas sesuai dengan kebutuhan pendengar. Selain itu juga lebih penting yaitu kelancaran. Pembawa acara haus bisa berbicara lancar, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan mudah memahaminya.
2. Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi.
Hal tersebut untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya menggunakan kata "tepat" daripada efektif, kata "hemat" daripada efisien. Memang kata yang belum dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat kelancaran berbicara.
3. Intonasi
Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan daya tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti jalannya acara.
Intonasi menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, dan jeda. Tekanan menyangkut keras lemahnya suara, sedangkan nada berkaitan dengan tinggi rendahnya suara. Tempo berhubungan dengan cepat lambatnya berbicara dan jeda menyangkut perhentian. Keempat hal tersebut harus dipahami secara serasi untuk memperoleh intonasi yang baik dan menarik.
Pembawa acara yang baik tidak akan mengucap kata-kata atau kalimat­ - kalimat sama cepatnya. Kadang-kadang pembawa acara berbicara lambat diikuti tekanan lemah dan nada rendah, kadang kadang pula pembicara berkata cepat disertai tekanan keras dan nada tinggi untuk membangkitkan semangat pendengar. Jika pembawa acara berbicara cepat, waktu yang digunakan sedikit. Sebaliknya jika berbicara lambat, waktunya akan banyak. Dengan demikian pembawa acara perlu memainkan waktu, tempo dalam berbicara untuk memperjelas informasi.
Pembawa acara tidak mungkin berbicara dalam satu nafas dan perlu berhenti pada tiap-tiap akhir kalimat. Perhentian (jeda) bertujuan memberi kesempatan kepada pendengar dalam memahami kalimat yang baru diucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi pembawa acara.
Tekanan, nada, tempo, dan jeda hams dipadukan secara harmonis artinya keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya suara dan perhentian hams dikombinasikan dengan baik agar suara yang terdengar bukan suara datar yang monoton melainkan suara bergelombang yang enak didengar.
4. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima pendengar. Kalimat bisa menarik kalau ada variasi. Variasi kalimat dapat dibentuk melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK, aktif pasif, berita, tanya, perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan tersebut, pembawa acara dapat menyusun kalimat­kalimat efektif yang menarik. Selain itu kalimat yang digunakan harus logis (masuk akal), misalnya :
a. waktu dan tempat saya berikan
b. Bapak Agung saya persilakan
c. hadirin dimohon berdiri
Bukan seperti pada kalimat berikut yang biasa digunakan pembawa acara lain,
a. waktu dan tempat saya persilakan
b. kepada Bapak Agung saya persilakan
c. hadirin dimohon untuk berdiri
Persiapan Pembawa Acara
Persiapan penting sebelum melaksanakan tugas pewara pastikan bahwa andalah yang bertanggung jawab memandu jalannya acara dengan baik.
- Kenali jenis acara yang anda pandu, koordinasikan dengan panitia atau protocol acara
mengenai susunan acara dan petugasnya.
- Usahakan melakukan gladi bersih.
- Usahakan menggunakan lembar susunan acara 1/4 kertas folio dan setu lembar berisi
satu item acara, demi menghindari terjadinya pengulangan redaksi yang telah dibacakan atau menyampaikan acara yang sudah disampaikan.
- Mengenakan pakaian yang cocok dengan acara
- Hadir di tempat acara minimal satu jam sebelum acara dimulai.
- Cek kehadiran undangan dan petugas acara.
- Bersikap tenang dengan konsentrasi penuh.
- Kendalikan emosi dan berdoa

2 komentar:

  1. Thank's Mas Gerry atas artikelnya, ini akan memberikan tambahan pemahaman tentang MC bagi saya, semoga sukses selalu dan terus berjaya.

    BalasHapus
  2. Bagus artikelnya hanya saja ada pilihan kata yang lebih baik dari waktu dan tempat saya berikan : dimohon menempatkan diri. satu lagi yak.. hindari kata saya namun ganti dengan kami...(mewakili penyelenggara acara) salam..

    BalasHapus

Kata kata Anda, Motivasi bagi Saya

PENCARIAN