Kamis, 12 April 2012

Arti sebuah Waktu

Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil,
dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya.
Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota
kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak
oleh kedua orang tuanya.
Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya
dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian ibunya
datang menghampiri dia.
Dan tiba-tiba ibunya bilang "Kamu boleh pergi ke kota nak".

Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum.
Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk pergi ke kota.
Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat
di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, " andai ku bisa
membangun rumah mewah dan dapat mengoperasi wajahku yang biasa
menjadi luar biasa ini." Tiba-tiba di tengah-tengah lamunannya
datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya
"kenapa nak kamu tersenyum sendiri?"
"Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses
di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini", kata dia.
Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya,
kemudian nenek itu berkata "Kamu tinggal putar jam itu sesuai
dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu".
"Baik nek", kata wanita tadi.
Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut
sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi.
Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama
di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang
di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya.

Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun
menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya,
dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang
pernah dia temui sekali lagi.
Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang
semula cantik jelita menjadi tua dan keriput.
Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang.
Kemudian dia kembali menemui nenek-nenek yang
memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu.
Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu
telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan
menangisi nasibnya.

Teman-teman ku apa pesan yang dapat kita ambil dari
kejadian wanita tadi?

Jadilah diri sendiri karena hanya dengan menjadi diri sendiri
kita akan menjadi pribadi yang hidup dengan penuh rasa bahagia,
damai, dan mulia.
Raihlah cita-cita dengan penuh pengorbanan, kegigihan, dan
kedisiplinan waktu untuk belajar.
Kesuksesan bukan datang dari nasib dan keberuntungan,
tapi datang dari kerja keras, ketidak putus asaan dan keyakinan.
Semoga bermanfaat

Rabu, 28 Maret 2012

IDE DANUS OSMARU




Malam ini saya ingin berbagi sebelum saya lupa..saya  ingin menuliskan ide ini siapa tahu saja bisa menjadi trigger atau penggerak untuk merealisasikan ide ini..
bagi saya blog seperti pensieve bagi Dumbledore,tempat kita menaruh benang2 ingatan kita agar bisa dibuka kembali di masa depan (asal gak rusak aja servernya..)

Kembali ke judul di atas, saya ingin berbagi ide yang tiba2 terpikirkan atas dasar pengalaman yang saya alami selama dua minggu an ini,
diawali dari kisah saya pribadi, selama dua minggu ini saya keliling kota Solo untuk mencari rumah tinggal, tapi ternyata tidak ada yang rumah yang cocok bagi saya, (tidak cocok uangnya), akhirnya saya memutuskan untuk mengontrak terlebih dahulu hingga saya jadi dokter (keputusan berisiko dan gilaa menurut kebanyakan orang).

dan akhirnya selama putar2, dapatlah saya tempat kontrakan di dekat kampus saya, sekaligus dekat pula dengan rumah sakit tempat saya koas (tahun depan),, dari sinilah pengalaman saya bertambah, saya banyak belajar mengenai dunia properti selama mencari rumah ini,,
saya tahu harga pasaran tanah di beberapa wilayah di kota Solo, saya juga paham bagaimana cara makelar menjualkan tanah/rumah, dan saya juga akhirnya membeli buku properti karya pak Cipto Junaedi (yang ternyata isinya iklan semua), tapi saya semakin tertarik dengan bidang usaha properti.
Nah ternyata. sebagai mahasiswa, kita bisa lho belajar properti kecil2an, salah satunya adalah menjadi broker/makelar. Karena dengan menjadi makelar, kita sudah belajar langsung bagaimana cara mendapatkan informasi, memberikan informasi, lalu menjualkannya tanpa resiko yang besar. Nah, hal yang paling sering kita jumpai di daerah perkampusan tentu saja adalah KOS-KOS an. Karena KOS adalah salah satu bentuk dari usaha properti. Jika saya punya uang, saya pun juga ingin membeli lahan di daerah kampus untuk dijadikan KOS, jangan malah beli HP gonta ganti atau mobil dibanyakin.

Nah inilah idenya, saya tiba-tiba terpikir, bahwa KOS paling laris selama penerimaan mahasiswa baru, dimana banyak mahasiswa baru datang dan mencari tempat kos di daerah tersebut. dan yang paling membutuhkan uang pada saat ini tentunya adalah PANITIA OSPEK. dari sinilah, panitia Dana Usaha ospek saya katakan "menjadi makelar KOS"

Saya tahu, ini bukan ide baru, bukan pula ide yang fantastis, namun ide ini realistis. Mungkin banyak mahasiswa yang menjadi makelar kos dengan menawarkan info kos nanti diberi komisi dari Ibu pemilik Kos. tapi jarang sebuah kepanittiaan memikirkan rencana usaha ini. Karena terbukti sebagian anak danus masih memikirkan rencana konvensional seperti dengan memalak panitia untuk membeli kaos atau merchandise (padahal udah capek jadi panitia, suruh bayar lagi,,ya gpp sih, itung2 dapat ilmu,tapi ya kalau dapet)) atau mencari sponsor ke perusahaan-perusahaan (padahal kotanya kecil, dan setiap fakultas atau prodi bersaing untuk mendapatkan sponsor)

tapi ide diatas wajib dilakukan, menurut saya itu plan yang mudah dijalankan, namun jika kita sedikit think out of the BOX, kita mungkin akan terpikir ide-ide aneh seperti ide saya ini..

kembali ke MAKELAR KOS..

Nah, saya sempat survey tuh ke belakang kampus saya di UNS, dan berhenti pada sebuah rumah KOS yang ada ruko/garasi toko nya juga, kemudian iseng seolah-olah pingin ngontrak saya hubungi yang punya, kemudian ketemu dan saya masuk dan melihat rumah kos tersebut. 
Isi kos tersebut ada 10 kamar, plus 1 ruko.(kalau gak salah 10 kamar atau lebih malah)...
lokasi tempat kos ini begitu strategis, yakni di jalan ngoresan sebelum ass-gross.yap, tepat di jalan besar itu tempat lalu lalang mahasiswa ramai tiap harinya.

kemudian saya tanya sama yang punya, berapa ini pak kalau saya kontrak semua (sok nanya),kemudian bapak nya menjawab kalau ambil semua ya 30 juta mas.kalau mau garasi toko nya saja, bisa 9 juta. tapi ya masih bisa dinego mas.,,

Waoow, mahal juga ya..
Kemudian saya rinci dan menghitung (pekerjaan yang paling saya suka)
30 JUTA : 10 kamar plus garasi toko.

kalau saya jual per kamar 2,5 juta
kemudian ruko nya 10 juta 
maka saya dapat uang : 2,5 x 10 = 25juta + 10 juta = 35 juta.
padahal tadi modal 30 juta masih bisa dinego sama bapaknya, dan harga kamar untuk lokasi senyaman itu,,saya berani jamin sangat nyamaann!!  masih bisa dinaikkan sampai angka 3 juta.
kemudian ruko nya juga bisa dinaikkan sampai 12-15 juta, saya jamin sangat strategis tempatnya..

wah, saya hitung2, lumayan juga dapat 5juta minimal..

Nah, dari sini saya terpikirkan, kenapa tidak panitia osmaru jadi makelar jasa kos saja. kan lumayan tuh dapat 5 juta,syukur2 bisa jadi 10 juta.
Nah, yang perlu dipikirkan adalah, bagaimana cara bernegosiasi dengan pemilik KOS, agar kita juga tidak berisiko membeli nya dulu baru menawarkan nya kembali (ada caranya kok ;)
terus bagaimana caranya membuat KOS ini menjadi laku.
tentu dengan menjadi panitia osmaru/ospek. Otoritas dan kepercayaan lebih tinggi, saya yakin akan laku jika KOS ini ditawarkan ke adik2 MARU,
Tinggal pintar2 promosi saja, 
berikan juga nilai tambah, karena kita tidak semata mencari untung saja.
contoh nilai tambah,,

Di kos ini, menyediakan PERPUSTAKAAN KEDOKTERAN,(karena saya anak kedokteran), jadi bisa dibuat belajar bareng teman satu kos, belikan saja buku2 kedokteran second , tapi yang penting dan bermanfaat buat adik2 nya...asik kan tuh, ngekos murah dapat buku gratisan lagi,,,terus ide lain ya bisa dikembangkan sendiri lahh...

Nah, itu lah sekelumit ide aneh saya, 
saya sangat senang jka ada yang pingin merealisasikannya 
kalau berhasil hubungi saya yaa.. :D


nb : jika tertarik sama lokasi diatas, hubungi saya :D
--------------------








Sabtu, 24 Maret 2012

Lebih baik menjadi Kepala Semut daripada Ekor Gajah

Terinspirasi dari beberapa buku yang saya baca akhir2 ini (saya lupa buku yang mana), tapi saya suka dengan pernyataan diatas.
Pernyataan diatas saya asumsikan adalah lebih baik menjadi seorang wirausaha daripada seorang pegawai, pernyataan ini jangan ditelan mentah2..bukan berarti saya tidak menyukai jadi pegawai.
Pernyataan diatas adalah sekedar motivasi, bahwa menjadi seorang pengusaha itu tidak mudah, tidak gampang, modal niat dan tekad tidak cukup untuk menjadi pengusaha (namun itu modal awal yang paling penting), menjadi pengusaha juga harus siap kere, tidak takut rugi, siap melawan depresi, dijauhi banyak orang karena dianggap gila dan sebagainya..
Dan yang paling penting yang perlu digarisbawahi adalah, sebagian orang berkata menjadi pengusaha itu enak karena kaya, uangnya banyak, hartanya melimpah,dsb. Sebenarnya tidak juga, menjadi pengusaha itu belum tentu lho bisa Kaya,
dalam buku kiyosaki, definisi kaya yang sesungguhnya yang saya sepakati juga adalah bahwa KAYA adalah mampu memiliki banyak hari yang bisa dicurahkan untuk keluarga,saudara dan teman2.
Seorang pengusaha di sini tidak lah harus berpenghasilan besar, melainkan cukup (besar lebih baik dari cukup),,setidaknya biaya hidupnya mampu terbayarkan dan memiliki sisa dari penghasilannya.
Seorang pegawai tambang atau seorang pegawai pelayar pesiar, bisa dibayangkan berapa besar penghasilannya,mereka digaji dollar bahkan oleh perusahaan yang merekrutnya (bisa 100$ dalam sehari bahkan lebih)..
namun seorang pengusaha belum tentu memiliki penghasilan setinggi itu, ada yang mungkin perbulan hanya 10juta saja..
Namun yang membedakan adalah, para pegawai tambang atau pelayar pesiar itu mereka adalah EKOR GAJAH, mereka harus mengikuti sang kepala mau pergi kemana, harus mengikuti aturan ini itu sesuai perintah perusahaan, waktu mereka digunakan sepenuhnya untuk perusahaan. kalau gajah nya masuk jurang sang ekor juga pasti masuk jurang, Nah loh!
Lain halnya dengan pengusaha, mereka adalah kepala semut, meski hanya semut, tapi mereka menjadi kepala, bisa menentukan keinginan untuk menghabiskan waktu nya sehari-harinya (meski juga tidak mudah),,

ini lah perbedaan antara pegawai dan pengusaha. dan sebagian besar orang, termasuk saya juga, berencana unutk menjadi ekor gajah dulu, baru kemudian menjadi kepala semut, dan berkembang menjadi kepala dinosaurus,hehehee...
yang penting adalah kita sudah merencanakan hidup kita dengan baik, menjadi pegawai pun tidak apa2,saya sendiri butuh lompatan besar jika memang menjadi pegawai kita bisa memiliki pengalaman yang baik, dan banyak waktu untuk keluarga juga, mengapa tidak? 


NO EXCUSE

Sudah lama saya tidak membuat postingan artikel, rasanya blog ini jadi sepi sekali,,,,tapi ya memang begitu adanya,karena saya belum berniat untuk mengembangkan blog ini lebih lanjut, melainkan hanya sebagai selingan saja..

kembali saya ingin sharing mengenai motivasi menjadi Wirausaha,, saya masih merasa tidak pantas sebenarnya membuat artikel ini, apalagi kalau disuruh menjadi pembicara di bidang wirausaha atau bisnis,
MENGAPA ??
karena saya ini sebenarnya belum punya bisnis, hanya teori doank , kalau pun bisnis, ya bisnis kecil-kecilan, yang paling mudah adalah menjadi broker atau proyek tertentu,, belum bisnis yang benar2 bisnis menurut saya, menurut saya lho yaa...
karena yang saya anggap bisnis yang sejati itu adalah sebuah usaha yang dilandasi dengan plan dalam jangka panjang, dengan modal yang sudah direncanakan, dan memiliki sebuah sistem yang mengaturnya. dan selama ini bisnis yang saya lakukan adalah dalam rangka mengumpulkan modal sekaligus sebagai sarana belajar saya untuk memulai bisnis yang sejati itu,

MODAL? ya benar, saya sedang dalam masa mengumpulkan modal untuk memulai bisnis yang lebih besar, Namun kenyataan yang terjadi adalah bisnis kecil2 yang saya mulai ini kadang untung kadang rugi, kalau untung banyak pun, akhirnya habis buat beli buku, byr spp, beli hp, dsb..hingga akhirnya saya tidak pernah bisa mendapatkan modal yang saya inginkan itu..

Hingga akhirnya, sampai pada beberapa bulan ini, saya terkena musibah (maslah keluarga) yang membuat saya bersedih namun juga bersyukur,,ya, saya bersyukur karena tiba2 muncul modal 100 juta di depan saya,,tapi ni modal bukan sembarang modal, karena ini modal hidup mati saya dan keluarga saya di masa depan nanti.
Sampai di sini akhirnya masuk ke tema judul artikel ini, "NO EXCUSE"
Begitu mendapatkan modal segitu untuk usaha, kemudian otak saya langsung berpikir cenat-cenut, saya gunakan untuk usaha apa ya?? puter sana puter sini, cari sana cari sini, saya jadi semakin bimbang untuk menggunakan uang ini dalam bentuk usaha apa..saya browsing internet mengenai peluang usaha yang paling tepat,,saya buka website waralaba, memilih -milih waralaba yang cocok, kemudian saya buka website alat-lat industri, pengen rasanya punya pabrik sendiri, sampai akhirnya saya buka halaman demi halaman yellow pages untuk mendapatkan inspirasi bisnis...

dari sinilah saya memahami makna dari para senior entrepreneur, bahwa modal uang hanyalah ALASAN bagi seseorang untuk memulai usaha,
ketika orang ditanya, mengapa kamu tidak segera membuka usaha?jawabnya, "belum ada modal Pak!", atau "modalnya tidak cukup Pak"..
Namun ketika giliran tiba2 disodorkan uang dalam jumlah besar, "Nih buat Usaha",, baru deh kelimpungan, "buat apa ya, buat apa ya". 

ini membuktikan uang bukan alasan untuk kita memulai usaha, dengan adanya uang ditangan pun, belum tentu seseorang bisa langsung membuka usaha.
bener kan? coba deh kalau tiba2 hari ini anda dapat uang 20 juta aja, apakah anda sudah siap merencakan usaha anda?
Saya yakin sebgian besar dari kita tidak siap, membayangkan sebuah bisnis saya belum,,apalagi merencanakan, ya kan? :)

tentulah, MODAL PALING AWAL ADALAH NIAT DAN TEKAD, modal yang lain pasti akan ngikut dengan sendirinya,, itu pasti...
Setidaknya dari sini, saya berani menasihati karena saya sudah merasakan nya sendiri, bahwa jangan pernah beralasan memulai bisnis karena modal, karena terbukti itu hanya alasan kita saja teman2..YAKINLAH..
kalau belum ada waktu? silakan dijawab sendiri, manusia akan terus sibuk, dan baru ada waktu kalau sudah di kuburan (kata dokter Aan),,hehe..pokoknya saya berani jamin, ketika kita memiliki niat untuk berbisnis, pasti lah selalu ada bisikan2 setan untuk menunda, untuk membayangkan yang tidak2, untuk membuat ragu, dsb..
sebenarnya itu bukan bisikan setan, otak kita memang disetting untuk selalu berasa dalam kondisi aman, dan berbisnis dinilai oleh otak kita sebagai hal yang tidak aman, sehingga wajarlah bila otak secara otomatis menghalangi pencapaian itu... berterima kasihlah pada otak, dia berniat baik kok dengan melindungi kita..tapi sesekali coba tantang dia yaaa.. :)


sedikit curhat..
dan tibalah saya untuk mengikhlaskan diri saya,,untuk menunda idealisme saya menjadi dokter secepat mungkin ,,karena menjadi dokter bukan cita2 saya (masak cita2 kok gampang dan pendek), melainkan menjadi dokter adalah idealisme saya. karena saya bisa berbagi dan mengabdi kepada masyarakat dengan baik apabila menjadi dokter. sementara cita2 saya adalah membuat satu juta keluarga miskin di Indonesia menjadi sehat, sejahtera dan bahagia. dan itu tidak mungkin bisa saya lakukan kalau saya hanya menjadi dokter " biasa",,Saya harus jadi PENGUSAHA !!

dan saran saya, sekedar saran sih, namanya juga saran..
lebih baik kaya dan sejahtera dulu sebelum jadi dokter, agar lebih ikhlas dalam mengabdi kepada masyarakat (ini saran untuk yang dulu pengeeeeeennnnn banget jadi dokter agar bisa mengabdi kepada masyarkat),,

tapi jika keluarga kalian sudah KAYA, ya monggo, segeralah lulus dengan cepat dan jadilah dokter yang HEBAT BAGI MASYARAKAT. :)

Jumat, 13 Januari 2012

Mitos Bank di benak Pengusaha



Banyak di kalangan pengusaha muslim yang percaya mitos, celakanya mereka menganggap mitos tersebut adalah fakta dan realita yang sebenarnya. Padahal mitos tersebut dapat membahayakan diri dan keluarganya.

Salah satunya adalah mitos tentang Bank, pengusaha muslim terpengaruh dengan propaganda kapitalisme yang menyatakan “Bisnis tidak akan maju tanpa ‘bantuan’ Bank”. Mitos seperti ini sangat berbahaya bila dianggap sebagai realitas yang benar, karena dapat menjatuhkan diri seorang pengusaha pada perbuatan haram.

Benarkah Bisnis Membutuhkan “Bantuan” Bank ?

Kesalahan pertama dari mitos ini adalah Bank tidak memberikan bantuan melainkan ia sedang berbisnis dengan Anda dengan sistem ribawi yang sangat dilarang dalam Islam. Dosa paling ringan dari riba adalah seperti menzinahi ibunya sendiri, Rasul SAW bersabda :

Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan (dosanya) adalah seperti seseorang yang menzinahi ibunya. (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).

Karena bisnis, maka bank menentukan kriteria yang bisa menerima pinjaman, yakni pengusaha dengan usaha yang “bankable”. Bank tidak akan memperhatikan usaha-usaha yang tidak layak atau yang tidak memberi keuntungan cukup. Oleh karena itu sangat jarang bank mau berbisnis dengan pengusaha pemula.

Saat pengusaha baru mulai berbisnis jarang bank mau memberi “bantuan” keuangan, dibutuhkan waktu minimal 3 tahun karena bank biasanya meminta laporan keuangan perusahaan selama 3 tahun terakhir. Jika suatu bisnis mampu bertahan 3 tahun bahkan meningkat penghasilannya, menunjukan bahwa bisnis ini sudah benar berjalan. Pengusahanya pun sudah memiliki pemahaman dan pengalaman mengelola usahanya tersebut.

Sayangnya karena ada mitos bahwa untuk maju harus dengan “bantuan” bank, pengusaha yang sudah berhasil membesarkan usahanya ini seperti kerasukan setan dan kehilangan kewarasannya dengan memilih jalan haram.

Bank bukanlah kantung ajaib yang menjamin apa yang kita inginkan pasti terjadi. Sekalipun sudah mendapatkan pinjaman dari bank, pengusaha tetap harus bekerja keras, tekun dan senantiasa mencari solusi atas berbagai kendala yang dihadapi, namun kali ini tanpa keberkahan dari Allah SWT. Sebagaimana hadits Rasul SAW.

Dari Abu Hurairah RA dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang juga Dia tujukan kepada para rasul, “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mukminun: 51)” dan Dia juga berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (QS. Al-Baqarah: 172)”

Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang letih dalam perjalanannya, rambutnya berantakan, dan kakinya berpasir, seraya dia menengadahkan kedua tanganya ke langit dan berkata, “Wahai Rabbku, wahai Rabbku.” Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dia diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan. (HR. Muslim).

Tak berbilang jumlahnya, pengusaha yang bangkrut walaupun sudah mendapat pinjaman bank. Bahkan setelah bisnisnya hancur iapun harus merelakan hartanya disita, guna melunasi hutangnya kepada bank.

Memang ada pengusaha yang bisnisnya semakin mencorong setelah mendapatkan pembiayaan dari bank, namun kesuksesan tersebut hakekatnya tidak ada artinya karena seumur hidup ia akan mendapat stempel di dahinya sebagai “Pengusaha Muslim Sukses Dengan Cara Haram”. Status yang seharusnya membuat ia malu bukan bangga, apalagi di akherat nanti menunggu adzab yang pedih.

Jika sama-sama harus bekerja keras, tekun dan kreatif mengapa tidak memilih berbisnis dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam saja. Sehingga kesuksesan yang diraih akan dipenuhi keberkahan dari Allah SWT dan yang lebih penting kita telah menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka. Allah SWT berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. Attahrim [66] : 6). (hidupberkah.com)

PENCARIAN